‘Tiap ummat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula mempercepatnya.”
(QS. Al A’raf : 34)
Sesungguhnya Malaikat maut menjalankan perintah Alloh SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, atau pun orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Alloh SWT menetapkan kematian seseorang ketika tertimpa kemalangan, atau ketika diserang penyakit, maka pastinya Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.
Namun ajal tidak mengenal orang yang sehat, ataupun orang yang kaya yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira kita sedang ketawa riang atau mengerang kesakitan. Sebuah hadist Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya : “Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak tawa. Maka berkata Izrail :” Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Alloh untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak tawa.” 70 kali dalam masa 24 jam. Andai kata manusia sadar hakikat tersebut, niscaya tidak akan lalai mengingat mati. Tetapi malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, oleh sebab itu manusia tidak menyadari. Tidak heran, jika banyak manusia yang masih mampu bersenang-senang dan bergelak tawa, seolah-olah dia tidak ada masalah yang perlu difikirkan dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun ia adalah seorang yang miskin amal sholeh serta tidak memiliki secuil bekal amalan untuk akheratnya, dan sebaliknya malah banyak melakukan dosa. Sabda Rasulullah s.a.w : “sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang usianya dan bagus amal perbuatannya. Seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya. (HR Ahmad). Bayangkan jika jenis manusia yang kedua itu adalah kita. Maka bekal apakah yang akan kita bawa untuk dihisab di akhirat kelak? “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 1-3)
ampunananMu untukku ......