aku melihat indah warna saga di tuju cahaya berjalan aku melihat indah malam di liputi bintang gemintang aku melihat indah hamparan hijau berwarna bunga di terpa angin gunung aku merasakan indahnya kebersamaan dalam berjuang aku merasakan indahnya kerja keras dalam keterbatasan aku merasakan indah dalam kesabaran aku merasakan indah dalam keikhlasan aku merasakan indah dalam ketegaran aku merasakan indah dalam ukhuwah aku merasakan indah merindukan sodara aku merasakan indan dalam keterasingan aku merasakan indahnya kesendirian di 1/3 malam aku merasakan indah bahasa malam mengungkapkan keluh pada sang PENCIPTA TAPI aku tidak melihat dan merasakan indah dalam ruang kebodohan menjadi budak peradaban untuk persaingan eksistensi dan kehormatan memakai topeng hanya untuk di katakan baik memakan sodara hanya untuk prectice melakukan apapun asalakan tujuan tercapai bergerak maju dengan komando napsu seakan merasa dia hidup hanya untuk dirinya seolah hidup ini untuk selamanya tak ada akhir dunia ini adalah orientasi betapa bodoh orang yang mengejar dunia dan melupakan asal penciptaannya tidakkah lelah mengejar apa yang sebenarnya fana