22 tahun mengarungi samudera dunia… diterpa badai, disapa ombak.. bersyukur ku memiliki tujuan sehingga tak tertiup angin ataupun tenggelam langit pun kadang mendung kadang berseri cerah apalagi ketika gulitanya malam bersyukur ku memiliki pelita sehingga tak membuatku tersesat dalam pekat bersama bintang kulalui malam kadang ia muncul kadang tersenyum muram meski ia tak termiliki namun ia slalu ada dihati.. ahh, memang perjalanan yang belum sempurna untuk memahami benar arti kehidupan dan mengumpulkan bekal untuk pertemuan namun hembusan nafas masih terasa detak jantung masih berkata bahwa masih ada detik ini untuk terus berusaha menjadi diri yang lebih berarti seiring bertambahnya usia.. *** Alhamdulillah, Ku bersujud syukur saat usiaku tepat 22 tahun, menandakan jatah usiaku kian berkurang. Beberapa sahabat mengucapkan selamat milad untukku, lewat sms, lewat ucapanlangsung, lewat blog ku ini, bahkan ada yang tanpa ucapan apa-apa. Ada juga yang beberapa hari sebelumnya dah memberi ucapan met milad. Rasanya memang sangat membahagiakan ketika momen ini diingat juga oleh orang-orang terdekat kita, bahkan terkadang, momen ini dijadikan sebagai salah satu barometer seberapa banyak orang yang peduli dan sayang ama kita, benarkah begitu ? Entahlah... Tahun ini, tidak ada hal yang spesial yang dinikmati. Tidak ada ceplokan telur dan lemparan tepung. Hari ini kulalui di forum Rapat Pleno Wilayah PII Sumatera Utara yang kebetulan diadakan PW PII Sumatera Utara. Teman-teman memintaku untuk hadir. Paginya, aku segera menelepon rumah, adikku, Aisyah, juga sama miladnya di bulan ini, kami selalu milad bersama, namun alangkah sedihnya aku, ketika ibu bilang Aisyah tak sedang tidak di rumah. Walau aku tahu, mungkin ia sedang belajar mengaji karena ketekunannya sebagai Qori'ah, rasanya sedih tak bisa mendengar suaranya, dan mengucapkan selamat milad untuknya. Aku menahan air mataku, dan kemudian dengan khusyu mendengar doa ibuku terkasih, ”Abang, semoga dengan bertambahnya usia kamu semakin dewasa dan bijak...dewasa dalam pandangan terhadap Allah, juga dewasa dalam menghadapi kehidupan” suara ibu semakin membuat hatiku haru..ahh ibu, Aku sayang ibu...ayah pun sama mendoakanku. Allah, jadikan aku anak yang berbakti.. Hm, begitulah, dentangan 07 Desember tahun ini, seolah kembali mengingatkanku telah sejauh mana diri ini melangkah, untuk kembali meluruskan niat dan meresapi tentang tugas dan amanah yang kutempuh di dunia ini.Sungguh, betapa banyak yang harus kubenahi, aktivitasku, amanah-amanahku, niatku, juga hatiku. Rasanya masih sangat sedikit bekalku untuk bertemu dengan kekasihku, aku sering terlena dengan kesibukanku soal dunia. Aku yang sering alpa, padahal ia slalu menatapku penuh kasih sayang. Ahh..Allah..betapa malu diri ini telah sebesar ini menghirup udaraMu...mengeruk segala nikmat dariMu.. sementara diri ini jarang sekali bersyukur... Ya, mulai detik ini, kumulai kembali langkahku dengan semangat yang baru, dengan niat yang lurus untuk meraih ridha Nya, dengan terus memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik, biarlah Allah yang menyempurnakan seluruh amalanku, karena dengan rahmatNya aku bisa sampai pada pertemuan denganNya.. Doa yang panjang dan tangisan lirih pun mengantarkanku menuju hari-hari berikutnya.. |